Paling tidak ada dua hal yang menarik dalam perkembangan terkini Fisip Unmul. Pertama, jumlah mahasiswa yang diterima tahun ini meningkat drastis dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya jumlah mahasiswa yang diterima sekitar 1000 orang, tahun 2013 ini jumlah mahasiswa yang diterima lebih dari 1800 orang. Kedua, sistem pembayaran SPP yang sebelumnya jumlah rupiahnya dipukul rata (sama) untuk semua mahasiswa dalam satu program studi, di tahun 2013 ini jumlah yang mesti dibayarkan per mahasiswa bisa berbeda-beda dalam satu program studi.
Guna mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut, Tim website Fisip Unmul mendapat kesempatan mewawancarai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Hj. Aji Ratna Kusuma, M.Si. Tim pewawancara juga ingin mendengarkan pandangan-pandangannya tentang berbagai hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya dan pengembangan Fisip Unmul ke depan. Berikut adalah petikan wawancaranya.
Tanya (Tim Website):
Berapa sebenarnya jumlah mahasiswa yang diterima dan yang mendaftar kembali dalam penerimaan mahasiswa baru tahun 2013 ini?
Jawab (Prof. Dr. Hj. Aji Ratna Kusuma, M.Si):
Jumlah mahasiswa yang diterima secara keseluruhan di jenjang S2 dan S1 adalah 1707 orang. Rinciannya adalah jumlah mahasiswa pada Prodi Administrasi Negara (S1) adalah 271 orang, Ilmu Sosiatri (S1) 93 orang, Sosiologi (S1) 55 orang, Ilmu Komunikasi (S1) 235 orang, Administrasi Perkantoran (D3) 28 orang, Administrasi Bisnis (S1) 259 orang, Psiokologi (S1) 186 orang, Ilmu Pemerintahan (S1) 270 orang, Ilmu Hubungan Internasional (S1) 224 orang, Pemerintahan Integratif (S1) 54 orang, serta satu Prodi/Konsentrasi baru yakni Pariwisata dan Bisnis Hospitality (S1) yang jumlah mahasiswanya 32 orang.
Jika ditambah dengan mahasiswa yang diterima di Program Magister (S2) Ilmu Administrasi Negara yang berjumlah 129 maka total mahasiswa Fisip yang diterima di tahun 2013 adalah 1836 Mahasiswa
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, peningkatannya kenaikan jumlah mahasiswa tersebut cukup signifikan. Bagaimana pendapat atau pandangan Ibu tentang peningkatan jumlah tsb, apakah senang, menjadi tantangan tersendiri, atau bagaimana ? Senang, karena kenaikan ini menggambarkan animo masyarakat untuk masuk semua program studi di Fisip cukup tinggi. Tapi, ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi fakultas karena fasilitas pendukung proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan kenaikan jumlah tersebut serta banyaknya dosen yang masih berstatus tugas belajar S3 (belum selesai studinya). Ini tentu membuat dosen yang ada harus kerja keras untuk mengcover mata kuliah yang ditinggalkan dosen yang sedang tugas belajar. Yah harus kerja keras. Perlu dicatat, penugasan dosen untuk tugas belajar ke jenjang yang lebih tinggi merupakan investasi fakultas ke depannya.
Fisip Unmul telah melaksanakan kegiatan PAMB (Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru). Sasaran apa yang ingin dicapai dalam kegiatan PAMB tersebut?
Sasaran PAMB adalah pengenalan dunia kampus secara keseluruhan baik lingkungannya, struktural, suasana akademik, peraturan-peraturan akademik dan lain-lainnya, sehingga ketika mulai kuliah, mahasiswa baru sudah memiliki gambaran belajar di kampus sebagai mahasiswa yang berbeda dengan suasana di SLTA.
Apakah jumlah mahasiswa tersebut berasal dari semua jalur penerimaan?
Jumlah Mahasiswa yang terdaftar dari semua jalur penerimaan, yaitu : SNMPTN (Jalur Undangan), SBMPTN (Jalur Ujian Tertulis), dan SMMPTN (Jalur Mandiri).
Apakah mahasiswa yang lulus seleksi mandiri (SMMPTN) merupakan kelas non-reguler?
Tidak ada mahasiswa non reguler, semua mahasiswa reguler. Karena daya tampung ruang tidak cukup untuk kuliah pada pagi hari semuanya maka yang lulus dari jalur SMMPTN/mandiri kuliah pada sore hari
Jumlah mahasiswa meningkat drastis, sementara jumlah dosen tetap. Bagaimana cara mengatasi hal ini dalam pelaksanaan perkuliahan?
Mengatasi keterbatasan dosen jadwal kuliah diatur dari pagi sampai sore, bahkan ada yang malam. Disamping itu untuk mata kuliah tertentu yang kualifikasi dosen Fisip Unmul tidak ada maka digunakan dosen luar baik dari lingkungan Unmul sendiri ataupun praktisi dari luar yang memiliki kualifikasi sesuai ketentuan Dikti.
Karena beban mengajar bertambah, berarti ada insentif tambahan untuk dosen?
Insentif diberikan sesuai beban mengajar /jam kuliah/pertemuan kelas. Semua beban kerja dosen dihitung sesuai aturan fakultas.
Tentang fasilitas, seperti ruang kelas, bagaimana? Kan jumlah mahasiswa membludak sementara fasilitas tidak bertambah? Bagaimana Fakultas mengatasi hal ini.
Fasilitas ruang kelas diatur dan selalu dilakukan perbaikan, penambahan sarana dan lain-lain yang memungkinkan sesuai kemampuan PNBP fakultas. Keterbatasan ruang kita siasati dengan memperpanjang waktu perkuliahan sampai sore bahkan ada jam-jam tertentu sampai malam. Alhamdulillah bisa teratasi semuanya.
Mulai tahun 2013, sistem dan jumlah pembayaran SPP berubah. Bisa dijelaskan lebih detail?
SPP yang diterapkan mulai tahun 2013 disebut UKT (Uang Kuliah Tunggal). UKT adalah kebijakan Kemendiknas dan berlaku secara nasional, ditetapkan menjadi lima kelompok/kategori berdasarkan kemampuan orang tua. UKT akan terus di evaluasi manakala semester berikutnya kemampuan membayar orangtua berkurang (karena pensiun, sakit atau meninggal dunia) maka mahasiswa bisa mengajukan permohonan peninjauan kembali untuk ditetapkan pada kelompok-kelompok yang lebih rendah. Sebaliknya jika orang tua meningkat penghasilannya dan dilaporkan ke fakultas/universitas maka UKT mahasiswa yang bersangkutan juga bisa dinaikkan.
UKT meliputi semua kewajiban mahasiswa selama kuliah sampai selesai studinya. Dengan sistem UKT ini, mahasiswa tidak perlu lagi membayar biaya seperti Yudisium, Wisuda, KKN karena sudah include (termasuk) dalam UKT. Namun demikian, ini hanya berlaku untuk
mahasiswa mulai angkatan 2013 (yang menggunakan sistem UKT).
Bagaimana penentuan SPP/UKT untuk masing-masing mahasiswa?
Berdasarkan penghasilan, pekerjaan, dan pengeluaran dari orang tua mahasiswa yang bersangkutan. Perhitungannya jumlah SPP/UKT ini memakai rumus perhitungan yang telah ditentukan oleh Pemerintah/Universitas.
Kalau dibandingkan sistem lama dengan sistem baru apakah pendapatan Fisip Unmul dari SPP meningkat atau menurun?
Peningkatan tidak terlalu signifikan karena, pertama, UKT saling subsidi dan persentasenya sudah dihitung. Kedua, kemampuan yang harus dibayar fakultas juga bertambah; misalnya UKT Maba sudah termasuk jaket, buku-buku dan pelaksanaan PAMB dan lain-lain yang dulunya dibayar tersendiri diluar SPP sekarang menjadi satu dengan UKT. Ketiga, pada semester berikutnya mahasiswa mulai angkatan 2013 tidak lagi membayar SPP-SP kalau mau ikut SP, KKN, Yudisium dan wisuda. Tapi ini diberlakukan untuk mahasiswa mulai tahun ajaran 2013 yang menggunakan sistim UKT, sementara mahasiswa tahun 2012 dan sebelumnya tetap berlaku kewajiban-kewajiban lain selain SPP tersebut.
Perbincangan semakin menarik dan hangat. Namun sebelum perbincangan berlanjut, ada baiknya kita mengenal sosok Wakil Dekan I sejak dari masa kecilnya.
Sewaktu kecil, Ibu bercita-cita ingin menjadi apa?
Seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya cita-cita saya yaitu cita-cita anak-anak yang tidak didasarkan kemampuan untuk menggapainya, tapi yang pertama dalam benak saya adalah ingin menjadi guru sebagaimana diharapkan ayah saya dan akhirnya keinginan ayah saya itu tercapai juga.
Sekolah SMP dan SMA-nya di mana?
SD saya selesaikan di Gunung Tabur, Kabupaten Berau, satu-satunya SDN negeri yang ada yaitu SDN No 4. SMP-SMA di Tanjung Redeb lulus tahun 1976.
Kalau tidak salah, Ibu adalah alumni (S1) Fisip Unmul. Bisa diceritakan kenapa Ibu dulu memilih kuliah di Fisip Unmul ? Cita-cita dulu ketika masuk Fisip ingin menjadi apa?
Lulus SMA saya lanjut kuliah di Fakultas Sospol Unmul tahun 1977. Ketika masuk Fisip sudah punya cita-cita ingin menjadi guru, selesai sarjana muda (dulu gelarnya BA ) saya lanjut ke Program Penyelesaian Sarjana dan saat itu saya ditawari beasiswa Depdikbud untuk dipersiapkan jadi tenaga pengajar di Fisip Unmul ketika lulus sarjana. ( Dulu nya dosen langka, mencari mahasiswa untuk menjadi dosen saja susah karena Alumni lebih tertarik jadi birokrat di pemerintahan). Rupanya keinginan orang tua dan cita-cita saya nyambung dengan tawaran beasiswa. Akhirnya penyelesaiaan sarjana (istilahnya dulu) saya jalani dengan beasiswa dari Depdikbud.
Sewaktu kuliah dulu, siapa yang menanggung biaya kuliah Ibu? Apakah pernah mencoba-coba melakukan perkerjaan tambahan untuk menambah biaya kuliah atau uang saku?
Sampai selesai sarjana muda dibiayai oleh orang tua dan sekali-sekali dapat beasiswa SUPERSEMAR. Di Program Penyelesaian Sarjana mendapat bea siswa dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai calon dosen waktu itu. Saya tidak bekerja sampingan karena bea siswa saya rasa cukup sehingga saya berkonsentrasi menyelesaikan kuliah dan bisa selesai tepat waktu.
Tahun berapa Ibu diangkat menjadi Dosen? Mengajar mata kuliah apa? Situasi perkuliahan dulu bagaimana? Lebih enak mana mengajar dulu atau sekarang ini?
Selesai kuliah tahun 1983, mengikuti formasi seleksi oktober 1983 dan diangkat menjadi PNS (Dosen) tahun 1984 (sudah 30 tahun sampai sekarang). Dulu kami tidak langsung mengajar tapi jadi asisten dosen (istilahnya saat itu) duduk di belakang pada saat dosen-dosen senior mengajar (seat in). Banyak pengetahuan yang bisa saya peroleh dan yang paling berkesan ketika menjadi asisten Prof. DR.H.M. Yunus Rasyid, MA (alm) mantan Rektor unmul. Saya menjadi disiplin waktu karena meniru beliau dan bangga menjadi asisten profesor pada waktu itu.
Dulu mahasiswa relatif lebih menurut dan aktif. Karena belum ada teknologi seperti HP, mahasiswa lebih konsentrasi belajar dibandingkan sekarang. Ada sisi enaknya mengajar sekarang karena kemajuan teknologi, akses referensi mudah, ada infokus yang membantu dosen agar penjelasan lebih sistematis & white board yang membuat dosen tidak lagi kotor & berdebu seperti dulu yang mengunakan black board & kapur tulis. Jadi perbedaan itu ada sisi enaknya ada juga tantangannya
Kuliah S2 dan S3 dimana? Apakah mendapatkan beasiswa?
Kuliah S2 di Pasca Sarjana Unhas sepenuhnya beasiswa dengan status tugas belajar. Kuliah S3 di Universitas Brawijaya biaya sendiri dan menerima bantuan simulan setiap tahun dari Pemprov Kaltim. Karena ekonomi sudah realtif mapan maka S3 diselesaikan dengan merogoh kocek sendiri demi untuk karier karena peluang beasiswa diatas umur 40 tahun persaingannya cukup ketat dan saya tidak bisa lagi meninggalkan keluarga secara penuh seperti waktu S2. Maka saya mengambil pilihan izin belajar.
Kapan diangkat menjadi guru besar? Bagaimana rasanya ketika diangkat menjadi Guru Besar? Apa saja tantangannya menjadi guru besar?
Diangkat menjadi guru besar sejak tahun 2007. Ketika di sampaikan SK saya tidak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena bisa diberi kepercayaan untuk mengemban tugas dan menduduki posisi jenjang karier tertinggi seorang dosen. Di samping senang, ada rasa bangga tapi tantangannya juga berat karena saya harus menunjukkan kompentensi saya sebagai guru besar. Kami juga di tuntut untuk menulis buku dan beban kerja akademik lainnya yang harus terpenuhi.
Sebelum menjadi Wakil Dekan I, Ibu dulu pernah memegang jabatan apa saja?Sebelum memegang jabatan PD I saya lama bertugas di Pusat Penelitian Gender Lembaga Penelitian Unmul. Sebelum menjadi kepala pusat penelitian dari tahun 2000 – 2008 saya pernah menjabat bendahara sekaligus peneliti di sana.
Apa yang menjadi lingkup tugas-tugas Wakil Dekan I ?
Ruang lingkup tugas PD I sangat luas karena nadi dan jantungnya fakultas itu adalah akademik. Tugas PD I tidak saja menyangkut proses belajar – mengajar secara luas juga termasuk mengawasi dan mengevaluasi proses tersebut secara terus menerus baik dosen maupun mahasiswanya secara keseluruhan.
Apakah Ibu memiliki aktifitas-aktifitas di luar kampus, misalnya olahraga atau kegiatan dharma wanita?
Begitu banyaknya kegiatan di Kampus Fisip saya bekerja sampai sore bahkan sampai malam, menyebabkan saya tidak punya waktu untuk aktifitas lain di luar kampus. Olah raga pun jarang dilakukan. Kalau ada waktu lowong akhir pekan saya gunakan untuk menghadiri undangan-undangan pernikahan dan acara keluarga lainnya. Sebagai dosen saya juga dituntut menjalankan tugas mengajar, menguji, membimbing, dan kerjasama-kerjasama lain dengan pihak ketiga. Kegiatan ini juga banyak menyita waktu saya, tapi saya jalani aja dengan enjoy sehingga tidak menjadi beban tapi dinikmati apa adanya.
Kalau tidak salah, Ibu juga menjabat sebagai Ketua Gugus Panjaminan Mutu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Bisa dijelaskan tentang tugas-tugas dan tujuan pembentukan gugus dimaksud?
Gugus penjaminan mutu fakultas adalah unit kerja yang dibentuk fakultas bertujuan untuk mengevaluasi mutu secara keseluruhan baik akademik (proses belajar-mengajar, kualitas dosen, kualitas mahasiswa dilihat dari kelulusannya) serta kualitas pelayanan admnistrasi, keuangan dan kepegawaian.
Menurut ibu, bagaimana mutu proses belajar mengajar dan mutu lulusan Fisip Unmul sekarang ini? Apakah menurun, stagnan, atau meningkat dibanding sebelumnya?
Proses PBM selalu dievaluasi PD I bersama-sama jurusan dan prodi setiap awal dan akhir semester. Bertambahnya dosen-dosen yang lulus S3 dan yang memulai pendidikan S3 menjadi barometer peningkatan kualitas PBM. Kualitas lulusan juga semakin baik yang diukur dari peningkatan IPK setiap periode lulusan.
Jika perlu ditingkatkan lagi, bagaimana caranya? Atau, apa ada program-program tertentu untuk mencapai tujuan dimaksud?
Untuk meningkatkan kualiatas lulusan yang ada sekarang tidak saja dari aspek PBM dan kualitas dosen tetapi juga sangat tergantung pada input bahan baku (kualitas mahasiswa baru yang akan belajar di Fisip) dan keseriusan mahasiswa mengikuti perkuliahan serta dukungan fasilitas yang lainnya.
Target-target apa saja yang ingin ibu capai ke depannya?
Sebagai PD I target kami adalah, pertama, meningkatkan pendidikan dosen yang berpendidikan S3 sampai mencapai minimal 80% sesuai peraturan. Kedua, meningkatan kualitas lulusan melalui peningkatan rata-rata IPK. Ketiga, mempercepat kelulusan. Keempat, mendorong dosen berpendidikan S3 untuk menjadi Guru Besar. Kelima, membuka Prodi S2 lainnya yang linier dengan program S1seperti Ilmu Pemerintahan dan prodi lain yang persyaratan dosennya sudah mencukupi.
Di Universitas Mulawarman (Unmul), antara mahasiswa yang masuk dan keluar tidak seimbang. Oleh karenanya, pihak universitas kemudian mencanangkan program percepatan kelulusan. Bagaimana implementasinya di Fisip Unmul dan persyaratannya bagi mahasiswa untuk mengikuti SP?
Semester pendek atau SP dilaksanakan sesuai ketentuan pedoman pendidikan fakultas dan universitas tujuannnya untuk perbaikan nilai kuliah yang sudah di jalani tujuannya juga untuk menambah pencapaian lulusan mahasiswa tapi pelaksanaannya hanya satu kali setahun yaitu antara semester genap dan ganjil tahun ajaran berikutnya ( bulan juli- agustus) saat perkuliahan reguler berakhir dan mahasiswa libur panjang. Persyaratannya minimal sudah menyelesaikan semester IV, ada nilai MK yang akan di SP kan maksimal C mendaftar dan mengisi KRS SP, membayar SPP SP bagi mahasiswa yg tidak menggunakan UKT, mengikuti perkuliahan sesuai jadwal dan jumlah pertemuan yang sudah ditetapkan.
Apakah mahasiswa yang mengikuti SP pasti lulus?
Mengikuti SP tidak ada jaminan pasti lulus karena peraturannya sama dengan semester reguler, seperti kehadiran minimal 80% dari jumlah pertemuan, mengikuti UTS/Kuis dan UAS serta tugas lain yang diberikan dosen pengampu. Jika ini tidak diikuti mahasiswa, ya tidak lulus juga.
Apakah KKN model baru juga merupakan bagian dari percepatan kelulusan? Apa namanya, siapa pelaksananya, dan bagaimana pelaksanaannya?
KKN selain yang reguler dilaksanakan di LPPM dilaksanakan di Fakultas dan bisa dilakukan setiap saat jika mahasiswa sudah memenuhi syarat akademik dan syarakat lain. KKN fakultas dilaksanakan di fakultas dan panitianya sudah ditentukan oleh fakultas.
Kemendikbud menetapkan bahwa mahasiswa S1 diwajibkan membuat tulisan di jurnal sebagai sebuah syarat kelulusan. Lalu Fakultas mewajibkan mahasiswa yang akan mengkuti yudisium untuk membuat tulisan berformat jurnal ilmiah dalam bentuk eJournal. Bahkan di Unmul hanya Fisip yang mewajibkan mahasiswanya mengonlinekan artikel ejournalnya di ejournal Prodi masing-masing. Bagaimana pandangan Ibu tentang hal ini? Apa yang telah dilakukan Fakultas untuk memfasilitasi Prodi-prodi dalam kaitannya dengan eJournal tsb?
Satu langkah untuk mempublikasikan karya ilmiah secara online sudah di apresiasi fakultas sehingga mendorong mahasiwa untuk membuat penelitian yang berkualitas dan tidak coba-coba untuk melakukan plagiat karena akan dibaca oleh masyarakat luas tidak hanya di Indonesia tapi diseluruh dunia. Fakultas sudah memfasilitasi kebijakan ini dengan sistem online baik melalui web fakultas maupun prodi-prodi.
Bagaimana kira-kira kualitas tulisan eJournal mahasiswa tsb?
Kualitas tulisan ejurnal tergantung kualitas skripsinya masing-masing karena ejurnal adalah intisari dari skripsinya.
Apa langkah berikutnya untuk meningkatkan mutu tulisan eJournal mahasiswa tsb? Bagaimana pelibatan dosen dalam pembuatan eJournal mahasiswa tersebut?
Untuk meningkatan kualiatas ejurnal harus di tingkatkan kualitas skripsi dengan melibatkan dosen baik dosen pembimbing maupun penguji.
Di banyak universitas (terutama di luar negeri), dosen pembimbing (skripsi, tesis, disertasi) dilibatkan sebagai penulis kedua dan ketiga, sehingga kualitas tulisan bisa meningkat. Kenapa hal ini tidak dilakukan? Kan hal ini bisa meningkatkan mutu tulisan eJournal tersbut?
Pada tahap awal artikel masih belum mencantumkan pembimbing, kedepan nantinya akan seperti itu, dimana pembimbing merupakan bagian tulisan ilmiah. Untuk itu kami sedang mempelajari teknisnya dan aturan keterlibatan pembimbing yang nantinya akan di tuangkan dalam peraturan, di sosialisasikan dan di laksanakan setelah semua peraturan pendukungnya selesai.
Tapi mahasiswa kan umumya dikejar deadline untuk melengkapi persyaratan yudisium, sementara kalau dosennya dilibatkan menggarap artikel eJournal (sebagai penulis kedua dan ketiga) kan memerlukan waktu lagi, yang artinya mahasiswa bisa jadi tidak bisa ikut yudisium. Bagaimana mengatasinya?
Keterlibatan dosen tidak menjadi hambatan alasan menyelesaikan skripsinya karena keterlibatan sudah sejak awal pada proses pembimbingan dan berjalan bersama-sama.
Di era digital, di samping menyediakan informasi-informasi dan pengumuman-pengumuman terkini, jadwal kuliah dan ujian semester, formulir-formulir, dan lain sebagainya secara online, Fisip Unmul juga menyediakan ruang tanya-jawab (Question & Answer, Q&A) kepada mahasiswa dan calon civitas akademika Fisip Unmul? Apakah Q&A ini merupakan bentuk pelayanan publik Fisip Unmul di era digital?
Q&A merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada mahasiswa dan masyarakat pada umunya untuk mengetahui perkembangan Fakultas dan segala sesuatu informasi yang mereka butuhkan dengan cepat, mudah, akurat tanpa harus datang kefakultas sehingga tidak ada jarak masyarakat dengan fakultas.
Ibu sering memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Q&A. Apakah Ibu melakoninya dengan happy atau justru menjadi beban? Mengapa?
Semua pertanyaan melalui Q&A yang ditanyakan ke Fakultas berkaitan dengan kebijakan-kebijakan di bidang akademik dan kegiatan akademik menjadi kewajiban saya untuk menjawab sehingga tidak merasa terbebani dan saya merasa puas bila bisa menjawab dan berbagi dengan siapa saja yang memerlukan informasi tersebut. Dengan demikian maka fakultas bisa dekat dengan masyarakat dan memudahkan masyarakat akses informasi dari jarak jauh.
[Q&A hanya ada di Fisip Unmul]. Banyak calon-calon mahasiswa baru yang menanyakan info fakultas-fakultas lain di Q&A Fisip Unmul. Bagaimana pendapat Ibu tentang hal ini?
Banyak masyarakat mengira apa saja bisa ditanyakan termasuk masalah fakultas lain sehingga supaya tidak salah saya tidak akan menjawab pertanyaan yang ditujukan ke fakultas lain walaupun diajukan lewat rubrik Fisip. Saya berharap fakultas lain juga membuat rubrik yang sama sehingga keingin tahuan masyarakat terhadap fakultas tersebut bisa ditanya kefakultasnya.
Sebagai penutup, ada pesan-pesan atau hal-hal yang ingin Ibu sampaikan?
Harapan saya Ruang Q&A tetap dilaksanakan dan di tingkatkan dengan memperluas jangkauan dan informasi yang bisa disampaikan kepada masyarakat karena melalui Q&A tidak ada batas masyarakat dan fakultas sehingga semua informasi yang diinginkan bisa di peroleh dengan mudah dan cepat. Kualitas pelayanan masyarakat melalui Q&A perlu ditingkatkan misalnya dalam hal kecepatan menjawab dan ketepatan informasi serta kompetensi pejabat yang berwenang memberikan jawaban agar masyarakat merasa puas dengan jawaban-jawaban tersebut.