Civitas Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bekerjasama dengan Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman menggelar acara berbuka puasa bersama kemarin tanggal 29 Juni 2015 di Gedung Dekanat Lantai II, Acara buka puasa bersama ini di gelar sebagai wadah silahturahmi untuk mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan sesama pejabat struktural, dosen, mahasiswa S2 dan mahasiswa S1 di lingkungan
Kampus Fisip. Acara ini terselenggara berkat sumbangsih dari mahasiswa program pasca sarjana serta di fasilitasi oleh Fakultas. Rangkaian acara berbuka puasa bersama yang dirangkai dengan sholat maghrib berjama'ah dihadiri langsung Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Ketua Program Pasca Sarjana, Wakil Dekan I, II dan III, Pejabat Struktural , Dosen, Staf dan Mahasiswa. acara berbuka puasa bersama terasa mengesankan dengan hadirnya Prof. Dr. H. Rahmad Soe'oed, MA memberikan tausiyah agama di sela-sela waktu menunggu waktu berbuka puasa. Dalam kesempatannya beliau membawakan ceramah mengenai " Etika sebagai seorang Muslim yang baik dalam aplikasinya di lingkungan Fakultas sebagai wadah pendidikan". Bagaimana seharusnya sebagai seorang muslim yang rajin beribadah dan mampu menerapkan pola tingkah laku sebagai seorang yang berpendidikan.
Beliau memberikan sebuah contoh seseorang yang rajin beribadah sholat dan berpuasa dalam kesehariannya, namun dalam hubungannya bermasyarakat/ bertetangga tidak dapat menjaga lisannya sering kali menyakiti hati orang lain, amalan ibadah yang dilakukan merupakan hubungan antara manusia dan sang pencipta, namun tingkah laku dan perbuatan dari wanita tersebut tidak mencerminkan sikap seorang yang belum seutuhnya memahami makna dari beribadah, karena sikapnya yang tidak menjaga hubungan baik dengan sesama. Seperti kutipan dari " Salah satunya adalah buku Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) yang berjudul ”Gusti Allah tidak nDeso”. Dalam bukunya tersebut Cak Nun menulis diantaranya adalah tentang ”pilihan” yang diajukan cak Nun tentang 3 macam orang :
Pertama : orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.
Kedua : orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan.
Ketiga : orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang.
Dan dengan penuh keyakinan cak Nun pilih yang ketiga. Inilah yang perlu dikritisi karena sangat membahayakan akidah, karena seolah-olah cak Nun menyuruh (orang Islam) tidak usah sholat, tidak usah baca Al Qur’an, yang penting berbuat baik kepada sesama yaitu diantaranya suka beramal, tidak korupsi & penuh kasih sayang, dan sebagainya.
Dalam hidup manusia ada istilah hubungan vertikal antara manusia dgn Tuhannya (habluminallah) dan hubungan horizontal antara manusia dgn manusia lainnya (habluminannas), dimana keduanya harus seimbang tidak boleh mengabaikan salah satu diantara kedua hal tersebut karena semua akan ada konsekuensinya. Menjaga keseimbangan sebagai seorang hamba yang melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan dan melaksanakan fitrah sebagai seorang manusia yang harus menjaga hubungan baik dengan sesama. Demikian pula sikap yang mencerminkan seorang yang memiliki pendidikan dan pola pikir yang maju dan cerdas dalam lingkungan Fakultas, salah satunya dengan mengembangkan budaya mencintai kebersihan sekitar kampus, tidak membuang sampah disembarang tempat, menjaga kebersihan kamar kecil dan tempat ibadah, dan contoh-contoh kecil lainnya. Adapun ceramah ditutup dengan pembacaan doa bersama.