Majelis Ta'lim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah acara rutin yang diadakan setiap bulannya. Acara ini sebagai wadah silahturahmi antara sesama staf dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman dan memberikan siraman rohani keagamaan dengan tujuan  menjadi insan yang lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta sehingga apa yang disampaikan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Majelis Ta'lim dihadiri oleh Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Prof. H. Adam Idris, M.Si, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, Pejabat Struktural dan Staf di lingkungan Universitas Mulawarman, Ketua Darma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman dan Panitia Kepengurusan Majelis Ta'lim.

Rangkaian Majelis Ta'lim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman berisi Tausiyah Agama yang disampaikan oleh Ustadz H. Nasir Kadri " Dalam Tausiyahnya menyampaikan Pemimpin yang baik dalam pandangan Islam. Pelantikan Dekan Fisip 11Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia. Kriteria pemimpin yang baik para pakar telah lama menelusuri Al-Quran dan Hadits dan menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin umatnya, yaitu: (1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong. (2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah swt. Lawannya adalah khianat. (3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh. (4). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan). Demikianlah Al-Quran dan Hadits menekankan bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi pemimpin. Sebab memilih pemimpin dengan baik dan benar adalah sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar. Tausiyah Agama ditutup dengan pembacaan doa yang di “AAMIIN” kan oleh seluruh undangan yang menghadiri Ruang Loby Lantai II Dekanat Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.